Selamat Datang

Dalam banyak kisah yang dibuat para pembuat film, sering ada dua wajah yang menggambarkan Polisi, yaitu Polisi Baik dan Polisi buruk. Polisi baik adalah mereka yang digambarkan bisa tampil dalam perannya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polisi buruk adalah mereka yang digambarkan tampil dalam perilaku menakutkan, bersikap mentang-mentang dan mata duitan (Akhlis Suryapati, Wartawan/ Seniman). figur Polisi yang diinginkan tentunya adalah Polisi Baik, sosok Polisi yang selalu menjadi impian dan harapan oleh semua orang. Melalui blog ini ITWASDA POLDA KALIMANTAN SELATAN menyajikan kumpulan kisah humanis Kepolisian dari berbagai sumber yang bisa menjadi teladan bagi Kepolisian Sendiri maupun masyarakat.

Kisah Nyata : Menabrak Polisi, Dapat Jodoh


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … Aku tak tahu, apakah ini kesialanku atau keberuntunganku. Satu yang kutahu, inilah jalan yang diberikan Allah untuk bertemu jodohku. Meski awalnya, aku merasa sial karena kecelakaan itu dan aku harus mengganti rugi tidak sedikit. Toh akhirnya justru kesialanku itu membawaku ketemu jodoh. 

Ceritanya begini, secara tak sengaja aku menabrak seorang polisi sepulang kuliah. Tak kusangka “motor butut”-ku bisa merusak total motornya yang bernilai puluhan juta. Perasaan, mataku sudah fokus ke jalan, tak jelalatan kemana-mana. Doa juga sudah kubaca saat aku menyalakan mesin motor di parkiran I kampus. 

Memang sudah apes dan inilah yang dinamakan takdir. Nggak diminta dan meski sudah hati-hati eh… nabrak juga, … polisi lagi. 
Aku dan motorku sempat juga jungkir balik, Alhamdulillah lukaku tak seberapa parah, meski jidatku sempat berdarah-darah dan tanganku terkilir, serta luka lecet hamper diseluruh tubuh. Meski tak sampai membuatku pingsan, aku harus merasakan mondok tiga hari di rumah sakit. 

Nyogok Polantas


Usaha seorang pengendara motor agar bisa "Damai" dengan Polisi Lalu Lintas.

Motor Tanpa Lampu


Berniat malam Mingguan Ogleng pun pergi ke rumah pacarnya yang lumayan jauh dengan naik motor.

Di pinggir kota, dia dihentikan oleh seorang Polisi Lalu-Lintas. "Apa salah saya?" tanyanya.

"Anda mengendarai motor di malam hari tanpa lampu."

"Apa perlunya, Pak? lampu-lampu kan udah banyak. Di atas lampu, di rumah itu lampu, di sana lampu, masa masih perlu lampu lagi?" kata Ogleng.

Tak banyak kata-kata, Polisi itu pun langsung jongkok dan mengempeskan kedua ban motor Ogleng.

"Apa-apaan ini, Pak? Anginnya kok dikeluarin? Saya mau ngapel nih..."

"Lho, kamu ini gimana sih? Di sana ada angin, di situ ada angin, di depan ada angin, di belakang ada angin. Masa masih perlu angin lagi? Kebanyakan angin nanti kamu masuk angin lho".


SUMBER :
Majalah Dhirabrata, Edisi Maret 2014

Menakuti Anak Menggunakan Nama Polisi


Kecintaan yang dalam pada anak, seringkali menjadikan orang tua menakut-nakuti anak agar mau menuruti orang tua. Sebagai contoh, "Nak... ayo masuk ke dalam rumah nanti ada hantu....", "Ayo makan, nanti ditangkap Polisi", dan banyak lagi cara pola asuh dengan cara menakut-nakuti anak. Namun sebenarnya pola asuh seperti ini tidaklah benar dan dapat berdampak buruk.

cara mendidik anak dengan menakut-nakutinya dengan hantu, Polisi dan nama lainnya sebenarnya tidaklah membantu dan pada akhirnya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut dan pembangkang. Dia akan takut kepada hantu dan Polisi bahkan setelah dia dewasa dia akan sangat benci dengan Polisi karena sejak  kecil sudah tertanam bahwa Polisi itu jahat, menakutkan dan harus dijauhi, padahal sebenarnya Polisi tidaklah untuk ditakuti.

Sebagai seorang Polisi sekaligus sebagai orang tua, saya memahami tidak mudah mendidik anak terutama tentang kedisiplinan, namun tentunya mendidik anak dengan menakut-nakutinya bukanlah solusi agar anak menjadi disiplin. Alangkah lebih bijak bagi kita untuk mengajarkan anak untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu dengan tidak melalui ancaman tetapi dengan ajakan. Kita jelaskan dengan bahasa sederhana alasan anak harus melakukan yang kita minta sebagai contoh "dengan rajin makan makanan bergizi, maka akan jadi sehat", dll.

Semoga anak kita tumbuh menjadi anak yang beriman, cerdas, sehat dan bertaqwa serta berbakti kepada orang tua. Aminn....

Oleh : Ahmad Ridha