Selamat Datang

Dalam banyak kisah yang dibuat para pembuat film, sering ada dua wajah yang menggambarkan Polisi, yaitu Polisi Baik dan Polisi buruk. Polisi baik adalah mereka yang digambarkan bisa tampil dalam perannya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polisi buruk adalah mereka yang digambarkan tampil dalam perilaku menakutkan, bersikap mentang-mentang dan mata duitan (Akhlis Suryapati, Wartawan/ Seniman). figur Polisi yang diinginkan tentunya adalah Polisi Baik, sosok Polisi yang selalu menjadi impian dan harapan oleh semua orang. Melalui blog ini ITWASDA POLDA KALIMANTAN SELATAN menyajikan kumpulan kisah humanis Kepolisian dari berbagai sumber yang bisa menjadi teladan bagi Kepolisian Sendiri maupun masyarakat.

Dasar Polisi...!


Alkisah, sebuah keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Berbagai upaya telah dilakukan sang ayah untuk meningkatkan taraf hidup, namun selalu gagal. Doapun selalu dipanjatkan setiap malam namun rezeki belum kunjung datang.

Dalam keputusasaan, akhirnya ia menulis sepucuk surat berisi permohonan agar dirinya diberi rezeki berupa uang sebesar Rp 200 ribu untuk membayar SPP anaknya dan beras bagi keluarganya. Surat itu dimasukkan ke dalam amplop. Pada sampul bagian depan ia tuliskan alamat: kepada Tuhan di langit, kemudian dimasukkan ke kotak surat.

Keesokan hari, tukang pos datang, melihat alamat yang hendak dituju, ia bingung mau dikirim ke mana. Dalam kebingungan tiba-tiba ia bertemu dengan seorang polisi yang sedang berpatroli,” Pak Polisi, saya bingung mengantarkan surat ini. Bisakah bapak bantu?”

Akhirnya Polisi itu membuka surat. Setelah dibaca, ia berkata kepada tukang pos,”Surat ini saya bawa, nanti saya urus dan saya sampaikan kepada pengirimnya.”

Saat tukang pos pergi, sang Polisi membuka dompetnya. ia hanya mendapati uang sejumlah Rp. 150 ribu,”Waduh, Cuma ada Rp. 150 ribu, bagaimana untuk makan siangku nanti...” hatinya membatin. Namun karena ia memang berhati baik, dia pun berniat memberikan seluruh uang yang ada di dompetnya itu kepada si pengirim surat. Dia yakin, si pembuat surat pasti sedang dalam kesusahan yang amat sangat. Seluruh uang ia masukkan ke dalam amplop balasan surat itu. Berikutnya, ia bergegas menuju alamat si pengirim.

Saat tiba pada alamat yang dituju, pintupun dibuka oleh seorang anak. ”Bapak ada?” tanya sang Polisi. ”Bapak sedang shalat dan biasanya dilanjutkan dengan berdoa cukup lama, Pak.” jawab si anak.

”Baik. Karena saya masih ada tugas lain, tolong berikan surat ini kepada bapakmu ya... ” Pak Polisi pun bergegas pergi. Usai sang ayah berdoa, si anak memberikan amplop itu. Betapa terkejutnya ia kala amplop itu dibuka ia dapati uang sebanyak Rp. 150 ribu.

”Halim!....” panggilnya pada si anak, ”Siapa yang mengantar surat ini tadi?”
”Tidak tahu namanya, Yah. Cuma tadi bapak itu ke sini pakai seragam Polisi.”

”Aaahhh... Dasar Polisi! Dasar Polisi!” sang ayah menggerutu, ”Permohonanku kepada Tuhan kan Rp. 200 ribu. Ini, kok Cuma tinggal Rp. 150 ribu? Dasar Polisi, masih suka pungli, bahkan kepada orang yang jelas-jelas susah sepertiku. Dasar Polisi! Dasar Polisi!”

Ada hikmah menarik yang dapat dipetik dari cerita ini. Terkadang citra negatif Polisi yang terlanjur melekat dari jaman dulu memang menjadi tembok yang menghalangi pandangan banyak orang terhadap mereka hari ini. Sehingga kadang orang yang berbuat baik belum tentu dianggap baik oleh yang tidak mengetahuinya.

Percayalah masih banyak Polisi yang baik di negeri ini. Dan semoga ke depan Polisi bisa menunjukkan profesionalitasnya dalam menegakkan hukum, kebenaran, keadilan, dan ketertiban masyarakat sehingga masyarakat pun dapat menyampaikan keluh kesah dan kepercayaannya kepada bapak dan ibu yang berprofesi sebagai Polisi.


Sumber :
Majalah Machdum Sakti
Nomor 6 Tahun XIV – Juni 2010

Oleh:Taufik
Peminat Masalah Kepolisian
Tinggal di Banda Aceh

1 komentar:

  1. Anonim23.35.00

    ya sangat disayangkan kita suka men-general-kan setiap kondisi itu sama, akhirnya hampir samam dengan cerita diatas,....

    BalasHapus