Selamat Datang

Dalam banyak kisah yang dibuat para pembuat film, sering ada dua wajah yang menggambarkan Polisi, yaitu Polisi Baik dan Polisi buruk. Polisi baik adalah mereka yang digambarkan bisa tampil dalam perannya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polisi buruk adalah mereka yang digambarkan tampil dalam perilaku menakutkan, bersikap mentang-mentang dan mata duitan (Akhlis Suryapati, Wartawan/ Seniman). figur Polisi yang diinginkan tentunya adalah Polisi Baik, sosok Polisi yang selalu menjadi impian dan harapan oleh semua orang. Melalui blog ini ITWASDA POLDA KALIMANTAN SELATAN menyajikan kumpulan kisah humanis Kepolisian dari berbagai sumber yang bisa menjadi teladan bagi Kepolisian Sendiri maupun masyarakat.

Masuk Polisi Pake D.U.I.T

Ada yang tanya pada saya, “Masuk Polisi pakai duit ya??”. Sambil menghela nafas, rasanya miris sekali mendengar pertanyaan seperti itu. Nampaknya sudah mengakar dalam masyarakat bahwa untuk menjadi seorang Polisi harus mengeluarkan/menyogok sejumlah uang. Padahal sudah seringkali disosialisasikan bahwa pendaftaran Polisi GRATIS. Akhirnya, saya jawab saja pertanyaan di atas sambil tertawa dan bernada humor,”Iya masuk Polisi pakai DUIT, alias : 

D = Doa, 

U = Usaha, 

I = Ikhtiar, 

T = Tawakal.”



Suasana yang mulanya serius akhirnya mencair berganti dengan tawa dan canda. Setelah bembicaan agak renyah, baru saya sampaikan bahwa masuk Polisi itu GRATIS gak pake bayar. Kalau ada Polisi yang mengaku bahwa dia masuk Polisi sehabis membayar sekian puluh juta, wah… itu termasuk Polisi yang habis kena tipu, padahal sebenarnya dia lulus murni. 

Kenapa saya bilang begitu, nah….. begini ceritanya. Anggap saya sebagai, “Makelar Calon Polisi” (contoh aja, bukan sungguhan). Saat penerimaan anggota Polisi, saya menawarkan kepada calon-calon Polisi yang masih lugu-lugu bahwa saya bisa menguruskan supaya lulus menjadi Polisi dengan membayar sejumlah uang misalnya Rp 30.000.000,-. Setelah menebarkan janji manis, saya berhasil menjerat 10 calon korban & berhasil panen uang sebesar Rp 300.000.000,-. 

Nah… setelah seleksi penerimaan dimulai sebenarnya saya tidak menguruskan sama sekali, cukup duduk-duduk & santai-santai sambil kipas-kipas dengan duit. Biarin aja calon tersebut berjuang mengikuti seleksi sendiri & percaya aku yang sedang nguruskan dari dalam (padahal enggak… ^_^). 

Pengumuman hasil seleksi penerimaan Polisi dikeluarkan. Dari 10 calon korbanku, 3 lulus & 7 tidak lulus. Uang calon korbanku yang tidak lulus kukembalikan, alasan tidak lulus karena masih kurang ini itu atau kesehatan ada yang kurang dan lain sebagainya sehingga dia tidak nuntut secara pidana. 

Uang korbanku yang lulus kutilap, lumayan…. 3 orang berarti Rp 90.000.000,- (Padahal sebenarnya mereka lulus murni). Kukasih selamat kepada orang tua & anak tersebut, mereka malah nyembah-nyembah & terima kasih bagai aku malaikan keberuntungan mereka (padahal baru aja kutipu hehe…). 

Akhir kisah, jangan percaya apabila ada yang mengaku bisa meluluskan menjadi Polisi. Cukup dengan D.U.I.T (Doa, Usaha, Ikhtiar, Tawakal) kepada Allah SWT maka bila Allah SWT menghendaki maka dia akan menjadi Polisi, tentunya dengan D.U.I.T yang positif. Dan bagi Polisi yang terlanjur membayar untuk masuk Polisi, sadarilah bahwa anda sebenarnya lulus secara murni karena skill, kemampuan & kompetensi saudara berdasarkan hasil seleksi penerimaan Kepolisian yang ketat, selanjutnya jalankanlah tugas anda dengan sepenuh hati dan profesional. 

Bravo Polri. By Ahmad Ridha

5 komentar:

  1. terima kasih pak buat penjelasannya....... tapi saya ingin brtanya ... apa memang ada yang masuk kepolisian tanpa menyogok skrg ini? dan saya pernah mendengar dari teman abang saya, dia tidak lolos karena dia tidak menyogok.... bkan nya menyombong kan padahal temannya yang lulus kalah secara kemampuan dengan dia......... mohon penjelasannya pak.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Pa Boby atas ketertarikannya dgn artikel ini & permohonan maaf saya yg baru saja membalas komentar Pa Boby dikarenakan lama tidak membuka blog ini.

      Waktu saya mendaftar Polisi byk org bilang saya tidak bisa lulus kalo tidak menyogok. Tapi saya tidak mengindahkannya karena saya mendaftar cuma coba-coba, kalo lulus Alhamdulillah, kalo tidak ya bukan rejeki. Namun Alhamdulillah, dgn ijin Allah SWT saya malah lulus walau tanpa sogokan. Pada saat itu sayapun masih blm yakin, akhirnya saya suruh adik saya mendaftar Polisi dan diapun lulus tanpa sogokan akhirnya saya yakin bila Allah SWT menghendaki & memang rezeki kita di sana, meskipun tanpa sogokan kita pasti lulus.

      Saya yakin Pa Boby adalah org yg baik dan sangat perhatian. Tentunya Pa Boby juga menginginkan yg terbaik utk teman abang Pa Boby. Saya turut prihatin dgn beliau, Saya tahu, pasti beliau sangat kecewa akan kegagalan tersebut. Namun demikian, lulus tidaknya menjadi anggota Polri ditentukan setelah melewati beberapa tahap pemeriksaan mulai dari administrasi, kesehatan, psikologi, kemampuan jasmani maupun uji akademik. Semua tahapan itu ada panitia yang menilainya. mungkin benar temannya yg lulus dr sudut pandang kita kalah kemampuan. Namun panitia seleksi memiliki kualifikasi tersendiri dlm menilai para pesertanya.

      Bagi teman abang Pa Boby yg tidak lolos, tetaplah berprasangka baik dgn kegagalan dan bangkitlah lagi memperbaiki diri untuk persiapan pendaftaran anggota Polri mendatang. yg menghambat kita mencapai kesuksesan bukanlah org lain melainkan diri kita sendiri. Raih kesuksesan tanpa mengharap orang lain jatuh dan tetap dijalan yg lurus dgn tidak tergiur utk menyogok. Saya berharap beliau dpt mencapai apa yg dicita-citakannya

      Semoga bermanfaat, salam hormat dari kami
      Ahmad Ridha

      Hapus
    2. pa mau nanya... apa masi bisa masuk polisi kalau di mukanya banyak lubang bekas jerawat..?

      Hapus
    3. Bisa Pak Oim, itu tidak mempengaruhi kelulusan

      Hapus