Selamat Datang

Dalam banyak kisah yang dibuat para pembuat film, sering ada dua wajah yang menggambarkan Polisi, yaitu Polisi Baik dan Polisi buruk. Polisi baik adalah mereka yang digambarkan bisa tampil dalam perannya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polisi buruk adalah mereka yang digambarkan tampil dalam perilaku menakutkan, bersikap mentang-mentang dan mata duitan (Akhlis Suryapati, Wartawan/ Seniman). figur Polisi yang diinginkan tentunya adalah Polisi Baik, sosok Polisi yang selalu menjadi impian dan harapan oleh semua orang. Melalui blog ini ITWASDA POLDA KALIMANTAN SELATAN menyajikan kumpulan kisah humanis Kepolisian dari berbagai sumber yang bisa menjadi teladan bagi Kepolisian Sendiri maupun masyarakat.

Jiwa Ragaku Untuk Kemanusiaan


Penugasan ke daerah konflik bukanlah penugasan yang diperebutkan banyak orang, bukan pula penugasan yang saat berangkat dihantarkan dengan kalungan bunga dan disambut karpet merah saat pulang serta guyuran materi sebagai reward. (Mengenang Briptu Anumerta Eko Afriansyah, Amd Kep yg telah gugur di daerah konflik)

Penugasan ini sepi dari publikasi, namun merupakan tugas rutin Korps Brimob Polri dalam menanggulangi kejahatan berkadar tinggi dan mengandung risiko tinggi demi mempertahankan dan memelihara Kamtibmas serta keutuhan NKRI. Satuan Tugas Operasi (Satgas Ops) Aman Matoa 2011 di bawah pimpinan Kasatgas Kombes Pol. Drs. Leo Bana Lubis mengirimkan personelnya ke Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Paniai yang merupakan kantung-kantung kelompok separatis TPN/OPM.

Sebagai tenaga medik Bripda Eko Afriansyah bersama AKP Dr. Sulistyo Purbo, Iptu dr Sigit Sutanto dan briptu Sugiyono yang mengemban fungsi Dukkeslap (dukungan kesehatan lapangan) ditugaskan mendampingi pasukan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya. Sebagai tenaga kesehatan yang telah disumpah untuk mengabdi demi kemanusiaan, di daerah konflik tugas mereka tidak terbatas hanya melayani anggota Brimob, namun juga Polisi umum serta masyarakat sipil yang membutuhkan pertolongan.


Bripda Eko yang lahir di Palembang 2 April 1986 adalah lulusan D3 Ilmu Keperawatan Akper Pemkab Muba, Sumatera Selatan. Bripda Eko bergabung dalam Korps Brimob melalui Diktuk Ba Angkatan XIX Pusdik Brimob Watukosek tahun 2009. Almarhum semasa hidupnya merupakan pribadi yang santun, taat beribadah, loyal, rajin bekerja dan sigap dalam bertugas, ia juga perawat yang trampil.



Hari Sabtu, 3 Desember 2011, Poskotis mendapat permintaan tenaga medik dan evakuasi untuk dua orang anggota Brimob Den C Biak yang sakit di Pos Tingginambut. Dua unit kendaraan roda empat Double cabin yang berisi 13 personel dikirimkan. Jalan menuju pos Tingginambut ditempuh dalam waktu kurang lebih dua jam perjalanan taktis melewati jalan berbatu dengan lereng curam dan perbukitan di kanan kirinya. Perjalanan berangkat tanpa hambatan dan tiba di Pos Tingginambut dengan selamat. Dua personel yang mengeluh sakit ditambah satu Caraka dibawa kembali ke Mulia. Dalam perjalanan pulang, serentetan tembakan dari ketinggian menghantam kendaraan kami dan mengenai Bripda Ferlyanto; Bripda Eko dan Bripda Syukur yang berada di mobil kedua. Bripda Eko dan Bripda Ferlyanto gugur, sedangkan Bripda Syukur terkena di paha kanan. Hanya karena perlindungan Tuhan, personel lain selamat dari maut.

Dalam keadaan mengenakan badge Palang Merah di lengan kanan yang jelas terlihat, Bripda Eko dihantam tembakan musuh. Tindakan kelompok TPN/OPM ini merupakan tragedi kemanusiaan yang menurut Hukum Humaniter harus dilindungi. Namun sayang hal ini tidak pernah dipermasalahkan oleh Komnas HAM maupun organisasi humanitarian lainnya kendati telah kami laporkan.

Hari ini Bripda Eko Afriansyah dari Sikesjas Korps Brimob dan Bripda Ferlyanto M Kaluku dari Sat I / Gegana gugur dalam tugas. Semboyan "Jiwa ragaku Untuk Kemanusiaan" benar-benar terlaksana. Keduanya gugur saat membantu mengevakuasi rekan-rekan mereka yang sakit dan membutuhkan pertolongan.

Selamat Jalan Briptu Anumerta Eko Afriansyah dan Briptu Anumerta Ferlyanto Muhammad Kaluku. Beristirahatlah dengan tenang, kami akan selalu mengenang jasamu, dedikasimu, keberanianmu dan keikhlasanmu dalam bertugas. Kami yang masih bertahan di tempat penugasan tidak akan mensia-siakan pengorbanan kalian. Kami akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Semangatmu selalu menyertai kami.

(Mulia, Puncak Jaya, Desember 2011)

SUMBER :
Majalah WARTA, Kedokteran Kepolisian dan Kesehatan
Edisi 92 Tahun 2012

6 komentar:

  1. mudah2an amal ibadah diterima Allah SWT. Amin Amin Allahumma Amin

    BalasHapus
  2. desiwahyuningsih04.26.00

    Siapa pun yang sdh menulis blog ini terima kasih krn disini kami bisa mengingat perjuangan kakak kami demi NKRI krn pd saat kejadian itu belum ada sosial media sprt sekarang jdi sedikit sekali info mengenai hal ini 🙏🥺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim04.35.00

      Alfatehaa 😇😇 bighugg atunnn ...

      Hapus