Berkat perjuangan Kartini banyak kaum perempuan Indonesia yang kini semakin maju dan memperoleh banyak kesempatan untuk menjadi pemimpin. Pengangkatan Polwan Brigjen Pol Rumiah sebagai Kapolda Wanita pertama Banten adalah bukti bahwa perjuangan kartini tidaklah sia-sia. Setelah ada Kapolwil, Kapolres dan Kapolsek di Kepolisian Republik Indonesia juga ada Kapolda Wanita.
Zaman telah berubah, tidak ada lagi persoalan gender untuk sebuah profesionalitas. Dalam konteks kebangsaan, kaum perempuan menyadari posisi dan fungsinya sebagai garda bangsa. Di jajaran Kepolisian Wanita, para Srikandi dengan tegas dan kelembutan fitrahnya, berupaya menjaga amanah dalam mengayomi masyarakat. Etos kerja keras bersemangat emansipasi inilah yang menjadi Kapolda Banten, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Rumiah dijuluki 'Kartini baru abat Millenium'. Pasalnya dialah perempuan pertama yang sejak 14 Januari 2008 menjabat di posisi sangat terhormat di Kepolisian negeri ini.
Perempuan kelahiran TUlung Agung, Jawa Timur, 19 Maret 1953 ini memaknai jabatan sebagai sebuah tanggung jawab besar, komitmen, sekaligus pengabdian. Ibu dua anak yang akrab disapa 'Mbak Rum' ini sempat menempuh pendidikan Sekolah Tinggi Olah raga dan meraih gelar sarjana pendidikan (Spd) di IKIP, Ketintang, Surabaya, tahun 1975. Selanjutnya ia tempuh Sepawil Sukwan angkatan V pada tahun 1978 dan lulus dengan pangkat Letnan Dua (sekarang Ipda, Red).
Sejak bergabung di Polda Metro Jaya sebagai salah seorang Kasubbag Binmas, posisi perempuan yang mengidolakan Nabi Muhammad ini terus menanjak. Ia ditugaskan mulai dari Direktorat Pendidikan Polri, Sepolwan, Paban Madya Personel Mabes Polri, Waka Sepolwan, Kepala Sepolwan, mengikuti Sespati angkatan 5 dan lulus tahun 2003, Divisi Humas Polri. Lemdiklat Polri dan akhirnya berujung pada jabatan strategis, menjadi Kapolda wanita pertama.
Emansipasi yang digulirkan RA Kartini lebih dari seabad silam telah dibuktikan oleh Mbak Rum. Kendati sempat 'merinding dan terkejut' karena ditugaskan - lewat telepon rahasia di suatu malam pada Januari silam - memimpin keamanan di 'kota Pendekar' Banten, toh semua itu menjadi tantangan baginya.
SUMBER :
Majalah Jagratara
The Police Magazine
Edisi XXXVI, Mei 2008
Selamat Datang
Dalam banyak kisah yang dibuat para pembuat film, sering ada dua wajah yang menggambarkan Polisi, yaitu Polisi Baik dan Polisi buruk. Polisi baik adalah mereka yang digambarkan bisa tampil dalam perannya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polisi buruk adalah mereka yang digambarkan tampil dalam perilaku menakutkan, bersikap mentang-mentang dan mata duitan (Akhlis Suryapati, Wartawan/ Seniman). figur Polisi yang diinginkan tentunya adalah Polisi Baik, sosok Polisi yang selalu menjadi impian dan harapan oleh semua orang. Melalui blog ini ITWASDA POLDA KALIMANTAN SELATAN menyajikan kumpulan kisah humanis Kepolisian dari berbagai sumber yang bisa menjadi teladan bagi Kepolisian Sendiri maupun masyarakat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar