Selamat Datang

Dalam banyak kisah yang dibuat para pembuat film, sering ada dua wajah yang menggambarkan Polisi, yaitu Polisi Baik dan Polisi buruk. Polisi baik adalah mereka yang digambarkan bisa tampil dalam perannya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polisi buruk adalah mereka yang digambarkan tampil dalam perilaku menakutkan, bersikap mentang-mentang dan mata duitan (Akhlis Suryapati, Wartawan/ Seniman). figur Polisi yang diinginkan tentunya adalah Polisi Baik, sosok Polisi yang selalu menjadi impian dan harapan oleh semua orang. Melalui blog ini ITWASDA POLDA KALIMANTAN SELATAN menyajikan kumpulan kisah humanis Kepolisian dari berbagai sumber yang bisa menjadi teladan bagi Kepolisian Sendiri maupun masyarakat.

Bhayangkari Pendiri Paud dan TK


Berawal dari mengajar kursus anak-anak, ibu Eli (37 th) istri dari Bripka Pol Saifudin (BA Polsek Telanaipura), mengawali kariernya sebagai pendiri  sekolah Paud dan TK Junior di Puri Masurai Jambi Selatan.

Eli terlihat sedang mengajar anak-anak di tempatnya mengajar, terlihat suasana dan ruangan yang dibikin sedemikian rupa untuk membuat suasana belajar dan mengajar untuk anak-anak usia dini. Disana terdapat gambar-gambar kartun, poster-poster abjad dan angka serta perlengkapan mengajar lainnya. Tidak lupa juga terdapat rak buku buat anak-anak mengumpulkan buku hasil pekerjaannya hari itu.

Ibu Eli menceritakan pekerjaan ini berawal waktu dulu dia mengajar kursus bahasa Inggris utnuk anak-anak sekolah Xaverius. Lama-lama dia tertarik untuk membuka usaha mengajar anak-anak usia dini di linkungan tempat tinggalnya.

Dalam menggeluti pekerjaan yang sudah dilakoninya kurang lebih 10 tahun, ibu Eli merasa senang dan gembira, “Saya merasa senang bekerja seperti ini mas, memang di segi materi lebih besar gajinya kalau saya mengajar kursus bahasa Inggris, tapi itu kan saya harus full time dan makan gaji sebab kerja dengan orang lain. Di sini saya usaha sendiri dan bias membagi waktu untuk keluarga, setidaknya ada waktu senjangnya buat keluarga. Dalam mengajar saya tidak sendiri tapi dibantu oleh temen-temen juga. Kalu soal materi memang tidak gede tapi yang penting saya bias membantu anak-anak yang tidak mampu belajar membaca dan berhitung itu sudah kepuasan tersendiri bagi saya.” Imbuhnya.


Ibu Eli mengemukakan kalau dia ingin sekali membuka Rumah Baca ataupun Taman Baca gratis untuk anak-anak. Kendalanya sekarang buku-buku bacaan yang dikumpulkan masih minim, karenanya kami berharap ada donatur yang mau memberikan buku-buku baik baru maupun bekas yang layak baca. Buku-buku tersebut sangat berguna bagi kami untuk  menambah perbendaharaan dan bacaan buku kami.

Sumber : 
Majalah Siginjai
Media Informasi Polda Jambi - edisi 1 tahun XV Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar