Ada cerita menarik yang ditulis oleh seorang penjaga toko buku di blognya http://zenrustam.blogspot.com. Dia menulis bahwa bahkan sebagai seorang Polisi tidak menjadi halangan dalam mempelajari agama Islam. Inilah cerita faktual dari Al Akh Gugus Gustian :
"Ana izin bercerita sedikit, waktu itu malam hari, ana lupa tepatnya
kapan, seperti hari biasa, ana menjaga toko buku dan herbal yg
bertempat di jantung ibukota…
Semakin malam, pembeli semakin sepi, lantas datang seorang bapak
berpakaian rapih, beliau menanyakan kepada kami (penjaga toko) mengenai
kitab Syarah Riyadhus Sholihin yg di bahas di Rod...ja
oleh Ust Badrusalam, ana kasih pilihan, beliau mau yg di syarah oleh
Syaikh Salim bin Ied Al Hilaly atau yg di syarah oleh Syaikh Utsaimin
-rahimahullah-
Dia lupa, seketika itu juga dia mengambil HP-nya, dan berkata “Sebentar
ana telpon Ust. Badru dulu (kurang lebihnya seperti ini perkataan dia,
ana lupa tepatnya)”, langsung dia telpon dan terhubung dan berbicara
ke Ust. Badru, singkatnya Ust. Badru memberi pernyataan kalau yg ia
bahas itu ialah yg di syarah oleh Syaikh Aalim bin Ied Al Hilaly.
Ya sudah, ana ambilkan kitab tersebut yg ia pesan, ana penasaran,
bagaimana ia bisa memiliki nomer telpon Ust. Badru, dan punya akses ke
beliau langsung
Setelah ana tanyakan siapa bapak tersebut dan apa pekerjaannya,
bagaimana bisa dia seperti itu, dia menjawab dan sambil bercerita..
“Saya anggota kepolisian di bidang reserse dan intelejen, waktu Syaikh
Abdurrazaq datang ke Indonesia yg dulu, saya yg mengawal langung beliau
–hafidzahullah-, saya bertanya ke pada Syaikh (dan ada bersama saya
ust. Badrusalam sebagai penerjemah): "Syaikh apakah boleh jika
pemerintah membuat hukum yg tidak ada di dalam al Qur’an dan Sunnah?,
seperti lampu merah, menggunakan helm dan lain-lain?"
lalu Syaikh menjawab:
“Boleh jika pemerintah tidak menyelisihi Al Qur’an dan Sunnah, seperti
jika pemerintah memerintahkan untuk berhenti saat lampu merah, maka hal
itu bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat, karena jika tidak ada,
maka akan bisa menyebaban kecelakaan, dan seperti halnya helm, jika
pemerintah tidak memerintahkan untuk tidak memakai helm, maka ini pun
akan memudharatkan masyarakatnya, namun ketika pemertintah memberi
peraturan yg dapat menggadaikan aqidah kita, seperti mewajibkan
merayakan hari raya selain umat islam, maka tidak boleh di ikuti dan
jangan dituruti”,
(bapak polisi tadi juga bercerita) :
"Saat saya mau salaman lantas mencium tangan Syaikh, Syaikh dengan cepat
menarik tangannya agar tidak dicium oleh saya, saya bertanya ke ust.
Badru, mengapa ko syeikh seperti itu, ust. Badru berkata, Syaikh ingin
dihormati seperti manusia lainnya, tidak berlebihan, karena Nabi saja
tidak ingin dihormati secara berlebihan oleh para sahabatnya".
Pak polisi tadi bilang, beda sama ulama atau kiai di Indonesia, mereka
malah menyodorkan tangan ke jama’ahnya untuk menyiumnya.. (ana dan dia
juga lainnya sambil tertawa kecil saat pak polisi itu bercerita hal
tersebut)
subhanallah!! Wal hamdulillah… begitu arif dan bijaksananya dakwah yg
haq ini, ana sampai kaget, karena dia adalah anggota reserse dan
intelejen, subhanallah… ini menjadi pukulan keras bagi mereka yg
mengganggap dakwah ini adalah WAHABI dan menganggap dakwah ini dengan
sebutan TERORRIS,
Pak polisi tadi juga ternyata punya nomer telpon ust. Firanda dan ust.
Zainal, dan mungkin punya akses langsung juga ke mereka, subhanallah…
Semoga Allah memudahkan dakwah ini masuk keseluruh pelosok di negeri yg kita cintai ini..
Sekian, pengalaman yg ana ingat, ana memohon ampun kepada Allah bila
apa yg ana tuliskan ini memiliki kesalahan, karena mengingat hafalan ana
yg kurang baik, ana pun lupa nama bapak polisi tadi, namun ia sempat
memberi kartu nama, yg ia berikan ke bos kami, dan ia berkata, "kalau
bapak (bos kami) memiliki kesulitan dalam hukum Negara, bapak bisa
telpon ke saya.."
SUMBER :
http://zenrustam.blogspot.com/2012/02/cerita-unik-pengalaman-seorang-penjaga.html
Diposkan oleh Jay pada Hari Rabu tanggal 12 Februari 2012
Selamat Datang
Dalam banyak kisah yang dibuat para pembuat film, sering ada dua wajah yang menggambarkan Polisi, yaitu Polisi Baik dan Polisi buruk. Polisi baik adalah mereka yang digambarkan bisa tampil dalam perannya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polisi buruk adalah mereka yang digambarkan tampil dalam perilaku menakutkan, bersikap mentang-mentang dan mata duitan (Akhlis Suryapati, Wartawan/ Seniman). figur Polisi yang diinginkan tentunya adalah Polisi Baik, sosok Polisi yang selalu menjadi impian dan harapan oleh semua orang. Melalui blog ini ITWASDA POLDA KALIMANTAN SELATAN menyajikan kumpulan kisah humanis Kepolisian dari berbagai sumber yang bisa menjadi teladan bagi Kepolisian Sendiri maupun masyarakat.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus