Selamat Datang

Dalam banyak kisah yang dibuat para pembuat film, sering ada dua wajah yang menggambarkan Polisi, yaitu Polisi Baik dan Polisi buruk. Polisi baik adalah mereka yang digambarkan bisa tampil dalam perannya sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Polisi buruk adalah mereka yang digambarkan tampil dalam perilaku menakutkan, bersikap mentang-mentang dan mata duitan (Akhlis Suryapati, Wartawan/ Seniman). figur Polisi yang diinginkan tentunya adalah Polisi Baik, sosok Polisi yang selalu menjadi impian dan harapan oleh semua orang. Melalui blog ini ITWASDA POLDA KALIMANTAN SELATAN menyajikan kumpulan kisah humanis Kepolisian dari berbagai sumber yang bisa menjadi teladan bagi Kepolisian Sendiri maupun masyarakat.

Gak Mungkin Masuk Polisi Tanpa Duit

 “Berapa kamu habis untuk masuk Polisi??” 

Inilah pertanyaan yang paling sering dilontarkan orang lain kepada saya terkait profesi saya selaku anggota Polri. Pertanyaan ini bisa dilontarkan baik oleh teman, keluarga, masyarakat bahkan oleh anggota Polri sendiri. Saat saya jawab bahwa saya lulus Polisi gak pakai uang (gratis) sebagian besar tanggapannya bernada ketidak percayaan. 

"Ahh… gak mungkin gak pakai uang", "Gak ada yang gratis di dunia ini", "benar aja kamu gak bayar, kan orang tuamu yang bayar", "pasti kamu punya keluarga atau kenalan orang dalam", dan tanggapan ketidak percayaan lainnya. 

Lulus Polisi dengan Sogok


Setiap tahun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengadakan seleksi penerimaan anggota Polri di sejumlah daerah di tanah air. Perekrutan ini banyak diminati bahkan diidam-idamkan oleh sebagian orang. Minat menjadi anggota polri bermacam-macam mulai dari alasan kesejahteraan dan masa depan hingga kebanggaan mengenakan baju dinas sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

Namun hasrat yang tinggi ini kadang disisipi sesuatu yang buruk dengan menghalalkan segala cara agar bisa lulus menjadi anggota Polri, salah satunya adalah dengan sogok / suap ataupun uang pelicin. Yang memperihatinkan, sebagian besar masyarakat menganggap hal ini adalah biasa, padahal ini jelas-jelas telah menyalahi aturan baik dari segi hukum positif yang berlaku di Indonesia maupun dari sudut pandang agama.

Tanpa Kepolisian Tiada Hari Pahlawan


“Tanpa peran M. Jasin dan Pasukan Polisi Istimewa tidak akan ada peristiwa 10 November.”

Demikian pernyataan Jenderal (TNI) Moehammad Wahyu Soedarto, seorang tokoh yang terlibat dalam peristiwa heroik 10 November 1945. 10 November 1945 diabadikan dalam sejarah bangsa dan diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peristiwa ini terjadi di Surabaya dan di kota Pahlawan ini Polisi pernah melaksanakan “Proklamasi Polisi” Dalam ejaan lama yang berbunyi :

“Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perdjoeangan mempertahankan Proklamasi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Polisi sebagai Polisi Repoeblik Indonesia”.

Soerabaja, 21 Agoestoes 1945
Atas Nama Seloeroeh Warga Polisi
Moehammad Jasin – Inspektoer Polisi Kelas I

Proklamasi Polisi itu merupakan suatu tekad anggota Polisi untuk berjuang melawan tentara Jepang yang masih bersenjata lengkap, walaupun sudah menyerah. Proklamasi itu juga bertujuan untuk meyakinkan rakyat bahwa Polisi adalah aparat negara yang setia kepada Republik Indonesia yang berjuang bersama rakyat dan bukanlah alat penjajah. Ketika menjadi insiden bendera, 19 september 1945, Polisi Pimpinan Moehammad Jasin bergerak cepat mereka menyatu dengan rakyat. 

Polisi yang "disegani" Bukan "ditakuti"


Sama halnya dengan guru dalam pandangan siswa, ada yang didambakan kehadirannya dan ada guru yang sangat tak diharapkan kedatangannya. Guru yang didambakan biasanya guru yang disegani oleh para siswa.

Begitu pula Polisi dalam pandangan masyarakat terutama pengguna jalan. Kita sebagai pengguna jalan cenderung "takut" pada Polisi bila melanggar aturan.

Tapi yang saya temukan faktanya, ada seorang Polisi yang bukan 'Plantas' sangat disegani para pengguna jalan yang melewati depan pasar Induk Cibitung, Bekasi. "Pak Putu" nama yang sangat familiar di telinga supir angkot. Beliau benar-benar turun ke jalan untuk menertibkan jalan walau bukan Polantas. Sikapnya yang tegas terhadap pengguna jalan yang melanggar lalu lintas sangat berbeda dengan kebanyakan Polisi yang saya jumpai. Pernah suatu ketika dia mengusap kepala pelajar SMA yang tidak menggunakan helm. Yang lebih ekstrim lagi dia pernah memegangi kemudi sebuah motor yang memaksa melaju padahal sedang ditahan untuk memberikan kesempatan pada lajur lainnya. Angkot pun tak ada yang "ngetem" bila dia ada disana. ya... teman-teman Pak Putu yang bertugas di depan Pasar Induk pun bertindak hampir sama. Kada ada supir kendaraan besar yang mencoba memberikan sejumlah uang karena telah melanggar ketertiban, tapi Pak Polisi menolaknya.

Semoga "Pak Polisi" lainnya bisa meneladani sikap Pak Polisi di atas, bahwa menjadi yang disegani jauh lebih indah dan mulia.

Oleh Tati Wartati

diambil dari situs : http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/01/15/polisi-yang-disegani-bukan-ditakuti-430670.html

Penjaga Toko Buku Dan Intel Polisi

Ada cerita menarik yang ditulis oleh seorang penjaga toko buku di blognya http://zenrustam.blogspot.com. Dia menulis bahwa bahkan sebagai seorang Polisi tidak menjadi halangan dalam mempelajari agama Islam. Inilah cerita faktual dari Al Akh Gugus Gustian :

"Ana izin bercerita sedikit, waktu itu malam hari, ana lupa tepatnya kapan, seperti hari biasa, ana menjaga toko buku dan herbal yg bertempat di jantung ibukota…

Perkelahian 2 Ibu Muda

"Lapor, pak....! ada dua ibu-ibu muda yang sedang berkelahi di lapangan yang becek. Sudah setengah jam mereka saling mencakar, sampai-sampai baju keduanya robek dan nyaris telanjang".

"Kenapa baru melapor sekarang?" Kata Polisi.

"Soalnya badan mereka sekarang sudah tertutup lumpur, pak!"....*^%$#@ XD 

Bhayangkari Pendiri Paud dan TK


Berawal dari mengajar kursus anak-anak, ibu Eli (37 th) istri dari Bripka Pol Saifudin (BA Polsek Telanaipura), mengawali kariernya sebagai pendiri  sekolah Paud dan TK Junior di Puri Masurai Jambi Selatan.

Eli terlihat sedang mengajar anak-anak di tempatnya mengajar, terlihat suasana dan ruangan yang dibikin sedemikian rupa untuk membuat suasana belajar dan mengajar untuk anak-anak usia dini. Disana terdapat gambar-gambar kartun, poster-poster abjad dan angka serta perlengkapan mengajar lainnya. Tidak lupa juga terdapat rak buku buat anak-anak mengumpulkan buku hasil pekerjaannya hari itu.

Ngajak Balapan

Seorang pemuda kebut-kebutan di jalan, kecepatannya saat itu melampaui dari kecepatan maksimal yang ditetapkan di area tersebut. Seperti pemuda tersebut ingin mencoba kemampuan motor balap miliknya yang baru dibeli.

Polisi yang melihat langsung mengejar pengendara motor tersebut. Pengendara motor terus saja melaju, dia sempat melihat Polisi yang sedang mengejarnya. Nammun dia tetap saja ngebut. Pemuda tersebut berpikir, mungkin itu hanya Polisi yang sedang berpatroli.

Pergi Pagi Pulang Petang (P4)

Pukul 04.00, saat orang masih tidur lelap dipagi buta, lelaki asal Jogjakarta ini harus sudah bangun dari tidurnya dan bersiap-siap berangkat kerja ke Jakarta.

Inilah salah satu suka duka anggota Polisi yang bertugas di Polda Metro Jaya (PMJ). Seperti yang dilakoni Aiptu M. Ikhsan. Bapak dua anak yang bertugas di bagian verifikasi data Seksi BPKB Dit Lantas PMJ. Ikhsan harus sudah berangkat ke kantor di pagi buta, dimana sebagian masyarakat masih menikmati hangatnya selimut.

Setiap hari berangkat jam 03.30 atau paling lambat jam 04.00 WIB. Maklum ikhsan tinggal di Perumahan Tambun, Bekasi. Supaya tidak telat apel pagi, maka harus berangkat ke kantor pada pagi buta.

Hasil Otopsi Jenazah

Tiga jenazah dibawa ke ruang otopsi, ketiganya dalam keadaan tersenyum lebar-lebar lalu dokter forensik melaporkan pemeriksaannya kepada Polisi.

Dokter : "Jenazah yang pertama orang Perancis, mati karena serangan jantung ketika ia berkencan dengan pasangannya, maka ia tersenyum puas.

Yang kedua orang Inggris, ia menang lotere lalu minum-minum hingga keracunan alcohol, makanya ia tersenyum senang."

Polisi : "Jenazah yang ketiga bagaimana ? orang mana dia ?

Dokter : "Orang Indonesia, meninggal karena disambar petir."

Polisi : "????.... Tapi kenapa ia tersenyum ?"

Dokter : "Dia kira sedang di foto untuk di upload ke FB."

Wakkakaakakakkakakk    
  

Penjahat Bersenjata Hingga Bajak Laut


Keberhasilan jajaran Kepolisian Polda Sumatera Utara dalam membekuk komplotan penjahat bersenjata yang melakukan penyanderaan di Perairan Selat Malaka Oktober 2006 silam tidak lepas dari peran Iwan Muri yang memimpin langsung operasi pembebasan awak kapal Sanlay-X.

Operasi pembebasan tiga orang sandera tersebut dilakukan tim gabungan yang terdiri dari jajaran satuan 1 Reskrim Polda Sumut, Direktorat Polisi Perairan dan Detasemen Khusus 88 Antiteror.

Rumiah Kapolda Wanita Pertama

Berkat perjuangan Kartini banyak kaum perempuan Indonesia yang kini semakin maju dan memperoleh banyak kesempatan untuk menjadi pemimpin. Pengangkatan Polwan Brigjen Pol Rumiah sebagai Kapolda Wanita pertama Banten adalah bukti bahwa perjuangan kartini tidaklah sia-sia. Setelah ada Kapolwil, Kapolres dan Kapolsek di Kepolisian Republik Indonesia juga ada Kapolda Wanita.

Zaman telah berubah, tidak ada lagi persoalan gender untuk sebuah profesionalitas. Dalam konteks kebangsaan, kaum perempuan menyadari posisi dan fungsinya sebagai garda bangsa. Di jajaran Kepolisian Wanita, para Srikandi dengan tegas dan kelembutan fitrahnya, berupaya menjaga amanah dalam mengayomi masyarakat. Etos kerja keras bersemangat emansipasi inilah yang menjadi Kapolda Banten, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Rumiah dijuluki 'Kartini baru abat Millenium'. Pasalnya dialah perempuan pertama yang sejak 14 Januari 2008 menjabat di posisi sangat terhormat di Kepolisian negeri ini.

Diamuk Istri

Seorang Polisi di bagian pengaduan masyarakat menerima telpon, "Selamat malam, bisa dibantu pak?" ujarnya ramah. Dari ujung telpon terdengan gugup, "Tolong, pak ! istri saya mengamuk dan mengancam akan membunuh saya." 

Si Polisi pun bertanya, "Apa gara-garanya?" "Sudah tiga hari saya tidak pulang, pak!. Begitu pulang dalam kondisi setengah mabuk, istri saya akhirnya mengetahui saya gak bawa uang ke rumah," aku si pelapor.

"Baiklah, kami akan segera mengirimkan anggota ke rumah anda," kata petugas. "Jangan sekarang, pa !" kata si pelapor, "Soalnya saya masih di jalan. Setengah jam lagi baru sampai rumah."



Sumber :
Majalah Bhayangkara
Edisi Perdana, Februari 2010
 

Pengalaman Dengan Polisi Solo

Ada seorang kaskuser dengan ID nganjux tertanggal 23-04-2011 pkl:00:24 yang menulis pengalamannya dengan Polisi Solo. Tulisannya menarik apalagi berdasarkan pengalaman pribadi semoga bisa menjadi inspirasi dan teladan bagi rekan-rekan bhayangkara lainnya dalam melayani, melindungi & mengayomi dengan sepenuh hati. Begini tulisannya :

Truck Brimob di Tengah Tsunami

Gempa bumi disertai gelombang pasang (Tsunami) yang terjadi di penghujung tahun 2004 silam telah menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri langka, Bangladesh, Malaysia, Maladewa dan Thailand. Korban paling banyak tentunya diderita oleh Indonesia

Di tengah terjangan tsunami tersebut ada kisah heroik pengorbanan pasukan Brimob untuk menyelamatkan warga di tengah tsunami. Cerita ini penulis dengar langsung dari anggota brimob saat ngobrol santai di lapangan tembak Brimob Polda Kalsel. Sayangnya penulis tidak sempat bertanya siapa nama beliau.

Tokoh Agama dan Sepeda Motor


Dua orang tokoh agama mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Mereka akhirnya diminta untuk berhenti oleh seorang polisi karena kecepatannya melebihi kecepatan maksimum yang sudah ditetapkan.

“Apa yang anda lakukan? Anda mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi.”

Salah satu dari mereka berkata, “Kami mengendarai sepeda motor ini hanya sekedar putar-putar… lihatlah motor ini memang sangat bagus dan kencang larinya.”

Si Polisi menggeleng-gelengkan kepalanya, “Bagaimana pun juga, saya harus menilang anda. Mengemudi seperti itu sangat membahayakan jiwa anda. Bagaimana kalau anda mengalami kecelakaan?”

Kemudian ia berkata lagi, “Jangan khawatir, Dia beserta kami.”

Si Polisi berkata, “Wah, kalau begitu saya harus benar-benar menilang anda, karena tiga orang dilarang berada dalam satu motor sekaligus.”

http://www.malau.net/tag/polisi/

Jiwa Ragaku Untuk Kemanusiaan


Penugasan ke daerah konflik bukanlah penugasan yang diperebutkan banyak orang, bukan pula penugasan yang saat berangkat dihantarkan dengan kalungan bunga dan disambut karpet merah saat pulang serta guyuran materi sebagai reward. (Mengenang Briptu Anumerta Eko Afriansyah, Amd Kep yg telah gugur di daerah konflik)

Penugasan ini sepi dari publikasi, namun merupakan tugas rutin Korps Brimob Polri dalam menanggulangi kejahatan berkadar tinggi dan mengandung risiko tinggi demi mempertahankan dan memelihara Kamtibmas serta keutuhan NKRI. Satuan Tugas Operasi (Satgas Ops) Aman Matoa 2011 di bawah pimpinan Kasatgas Kombes Pol. Drs. Leo Bana Lubis mengirimkan personelnya ke Kabupaten Puncak Jaya dan Kabupaten Paniai yang merupakan kantung-kantung kelompok separatis TPN/OPM.

Sebagai tenaga medik Bripda Eko Afriansyah bersama AKP Dr. Sulistyo Purbo, Iptu dr Sigit Sutanto dan briptu Sugiyono yang mengemban fungsi Dukkeslap (dukungan kesehatan lapangan) ditugaskan mendampingi pasukan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya. Sebagai tenaga kesehatan yang telah disumpah untuk mengabdi demi kemanusiaan, di daerah konflik tugas mereka tidak terbatas hanya melayani anggota Brimob, namun juga Polisi umum serta masyarakat sipil yang membutuhkan pertolongan.

Allah SWT Menuntun Antasena 509



ALLAH SWT menyertai kami, begitulah yang diyakini Kompol Herry Nooryanto, komandan kapal patroli Dit Polair Baharkam Polri  Antasena 509 beserta awak kapalnya saat kapal tersebut berhasil bersandar di Kepulauan Mentawai. 

Gempa bumi yang disusul tsunami pada 25 Oktober 2010 yang lalu telah memporak-porandakan Kepulauan mentawai, tangis dan air mata keputusasaan mereka yang menjadi korban bencana tersebut seakan terus menari-nari di matanya ungkap Hery Nooryanto yang sepekan kemudian kembali dari Mentawai seusai membawa rombongan Polda Sumbar dalam sebuah misi kemanusiaan ke Mentawai.

Tidak Melihat Bapak



 Si Atong mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang. Walaupun sebenarnya dia melihat traffic light sdh menyala warna merah dia tetap saja terus jalan tanpa menghiraukannya yang akhirnya diberhentikan Polisi di persimpangan jalan.

“Apakah Saudara tidak melihat lampu merah?” tanya seorang polisi kepada Atong.

“Saya lihat, Pak.” Jawab Atong.

“Lalu kenapa Saudara tidak berhenti?”

Sambil malu-malu diapun menjawab, “Saya tidak melihat Bapak”






----------
Keep safety drive kawan, nyawa anda sungguh sangat berharga untuk dipertaruhkan di jalan raya. Tetap disiplin berlalu lintas walau tiada Polisi yg mengawasi, anda merupakan orang yg sangat penting.

SUMBER :
http://www.malau.net/tag/polisi/